Komunikasi Bisnis
PERAN
PENTING KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
Dalam
kehidupannya, manusia tak pernah lepas dari komunikasi. Komunikasi ini terjadi sebagai
akibat dari kehidupan sosial manusia. Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi
saling mempengaruhi diantara keduanya. Pentingnya komunikasi bagi manusia
tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan
adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan
begitu pula sebaliknya. Pentingnya komunikasi dalam organisasi perlu menjadi
perhatian pengelola agar dapat membantu setiap anggota organisasi dalam
pelaksanaan tugasnya. Komunikasi yang efektif adalah hal penting bagi semua
organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi dan para komunikator
dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka.
Keberhasilan
komunikasi banyak ditentukan oleh kemampuan komunikan memberi makna terhadap
pesan yang diterimanya. Semakin besar kemampuan memberi makna pada pesan yang
diterimanya, semakin besar pula kemungkinan komunikan memhami pesan tersebut,
sebaliknya, mungkin saja seseorang komunikan banyak menerima pesan, tetapi ia
tidak memahami makna pesan tersebut karena kurang mampu menafsirkan pesan
tersebut. Pada dasarnya komunikasi memang merupakan proses pemberian dan
penafsiran pesan. Sebelum mengirim pesan komunikator mengolah dan mengkoding
pesannya sedemikian rupa, sehingga pesan tersebut memenuhi tujuan kominikasi.
Begitu juga komunikan ia akan mencoba menafsirkan pesan-pesan yang diterimanya
dan memahami maknanya. Jika makna yang dimaksud komunikator melalui pesan yang
disampaikannya sama persis dengan apa yang dimaknai oleh komunikan terhadap
pesan tersebut. Maka komunikasi dikatakan berhasil atau efektif, dalam arti
telah tercapai persamaan makna pesan.
Di dalam dunia
Bisnis, komunikasi lintas budaya menjadi elemen yang sangat penting.
Pertumbuhan komunikasi antar budaya dalam dunia bisnis memiliki tempat yang
utama, Terutama perusahaan – perusahaan yang melakukan ekspansi pasar ke luar
negaranya yang memiliki aneka ragam budaya. Perusahaan – perusahaan yang
memiliki cabangnya di luar negeri, tentunya merupakan syarat mutlak bagi para
karyawannya untuk memiliki bekal pengetahuan yang cukup mengenai situasi dan
kondisi budaya yang akan dihadapinya. Jika mereka gagal berkomunikasi dengan
budaya yang dihadapinya, perusahaan hanya akan bertahan dalam jangka waktu yang
tidak terlalu lama. Dengan mempelajari komunikas lintas budaya, otomatis kita
juga harus mempelajari bahasa dimana kita akan berbisnis, supaya komunikasi
mencapai goalsnya, yaitu menimbulkan persamaan persepsi antara komunikan dengan
komunikator. Kebutuhan untuk mempelajari komunikasi lintas budaya ini semakin
terasakan karena semakin terbukanya pergaulan dengan orang-orang dari berbagai
budaya yang berbeda secara regional maupun internasional, latar belakang
pendidikan, dan sebagainya. Pembelajaran terhadap komunikasi lintas budaya
dilakukan untuk mengindari berbagai kemungkinan negative yang muncul dalam
proses komunikasi (seperti gegar budaya, kesalahpahaman, dan pertentangan).
Sedangkan Komunikasi lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dalam
dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbaldengan memperhatikan
faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah atau negara. Pengertian
lintas budaya bukanlah semata-mata budaya asing (internasional), tetapi juga
budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu
negara.
Budaya-budaya
yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda yang ikut menentukan
tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat
dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-masing budaya.
Perbedaan-perbedaan ekspektasi budaya itu dapat menimbulkan resiko yang fatal,
setidaknya akan menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul rasa tidak nyaman,
timbul kesalahpahaman. Akibat kesalahpahaman ini dapat menimbulkan
konflik-konflik yang berujung pada kerusuhan dan pertentangan. Dalam komunikasi
anatar budaya, tantangan dan hambatan komunikasi sangatlah banyak, mengingat
masyarakat setiap bangsa memiliki symbol dan bahasa verbal maupun nonverbal
yang berbeda-beda. misalnya saja orang Eskimo memiliki kebiasaan
menggesek-gesekan hidung saat bersalaman. Jika hal ini dilakukan dengan orang
Eropa atau Asia, akan dianggap sebagai suatu tindakan yang tidak sopan.
Di dunia bisnis
internasional, interaksi antarpelaku berbeda budaya tidak terhindarkan.
Komunikasi lintas budaya seperti ini menuntut pemahaman lebih terhadap nilai,
tradisi budaya lawan bicara. Dengan mengenal karakteristik dasar budaya lain,
dapat diprediksi bagaimana seseorang akan berperilaku, bereaksi terhadap apa
yang diutarakan kepadanya. Pengetahuan ini juga akan membantu menentukan
pendekatan yang tepat untuk berkomunikasi dengan mitra bisnis.
Komunikasi antar
budaya yang efektif terjadi jika muncul mutual understanding atau komunikasi
yang saling memahami. Yang dimaksud saling memahami adalah keadaan dimana
seseorang dapat memperkirakan bagaimana orang lain memberi makna atas pesan
yang dikirim dan menyandi balik pesan yang diterima. Suatu hal yang patut
diingat bahwa pemahaman timbal balik itu tidak sama dengan pernyataan setuju,
tetapi hanya menyatakan dua pihak sama-sama mengerti makna dari pesanyang
dipertukarkan itu.
Indonesia sebagai salah satu negara
yang sangat kaya dengan aneka macam budaya merupakan salah satu contoh sangat
berharg bagi para pelaku bisnis dalam menerapkan salah satu contoh yang sangat
berharga bagi perilaku bisnis dal menerapkan komunikasi bisnis lintas budaya.
Indonesia juga memiliki kekhasan budaya yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya
misalnya bagaimana berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana menghargai orng
lain, bagaimanamemanfaatkan waktu yang ada, bagimana mereka meyakini dan
mempercyai sesuatu yang sudah turun temurun, dan bagimana mereka memperlakukan
suatu produk.
Pentingnya
komunikasi bisnis dalam lintas budaya
sudah saatnya para pengambilan keputusan, khususnya manajemen puncak,
mengantisipasi era perdagangan bebas dan globalisasi sejak dini. Era yang
ditandai dengan semakin meluasnya berbagai produk dan jasa termasuk teknologi
komunikasi ini menyebabkan pertukaran informasi dari suatu negara ke negara
lain semakin leluasa, sehingga seolah-olah dunia ini tidak dapat terikat dengan
sekat-sekat yang membatasi wilayah suatu negara. Misalnya: masuknya sejumlah
produk dan jasa dari luar negeri yang dapat dikonsumsi olek konsumen di tanah
air, seperti makanan dan minuman siap saji, minuman ringan, mainan anak-anak,
pakaian, perlengkapan komunikasi, kompurter personal, produk elektronik (
audio-visual ),dll
Dan dalam menyikapi era perdagangan
bebas dan globalisas, perusahaan-perusahaan besar mencoba melakukan bisnis
secara gelobal. Pada umumnya perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di
tanah air baik dalm bidang manufaktu, eksplorasi, maupun jasa, menggunakan
beberapa konsultan asing untuk membantu memngembangkan perusahaan,
perusahaan-perusahaan di tanah air juga dapat mengembangkan bisnisnya ke dalam
berbagai negara.
Semakin banyaknya pola kerja sama
maupun kesepakatan ekonomi di berbagi kawasan dunia saat akan menjadikan
komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting, saat ini ada beberapa pola
kerja sama ekonomi diberbagai kawasan dunia seperti kawasan ASEAN ( AFTA/ASEAN
Free Trade Area), kawasan Asia Pasifik (APEC ), Kawasan Amerika Utara
(NAFTA/North American Free Trade Area), Kawasan Eropa Tengah ( CEFTA/Central
European Free Agreement ), kawasan Eropa ( EFTA/Latin European Free Trede Area ), dan kawasan Amerika Latin
(LAFTA/ Latin American Free Trade Association).
Memahami
budaya dan perbedaanya,
setiap orang tumbuh dan berkembang dalam suatu kelompok-kelompk tertentu baik
yang terkait dengan kelompok keagamaan,
profesi dan bisnis. Masing-masing dapat menerapkan suatu aturan maupun
perilaku yang sesuai dengan budayanya. Misalnya: penampilan, cara berpakian,
bertemu, berjalan, dan berjalan antara kelompok masing-masing berbeda.
Budaya juga dapat didefinisikan
bermacam-macam bergantung pada sudut pandang setiap ahli, berikut ini adalah
beberapa definisi tentang budaya:
1.
Menurut
Lehman, Himstreet dan Baty, budaya adalah sebagai kumpulan pengalaman hidup
yang ada dalam masyarakat mereka sendiri.
Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah banyak dan variatif
termasuk didalamnya bagimana perilaku dan keyakinan atau kepercyaan masyarakat
itu sendiri.
2.
Menurut
Murphy dan Hildebrandt, budaya berarti sebagai tipikal karakteristikperilaku dalam
suatu kelompok. Pengertian tersebut juga mengidentifikasikan bahwa komunikasi
verbal dan nonverbal dalam suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok
tersebut dan cenderung unik atau berbeda dengan lainnya.
3.
Menurut
Hofstede, budaya adalah pemrogrman kolektif atas pikiran yang membedakan
anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori lain.
4.
Menurut
Mitchel, budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercyaan, standar,
pengetahuan, moral, hukum dan perilaku yang disampaikan oleh individu-individu
dan mayarakat, yang dapat menentukan bagimana seseorang bertindak, berpesan,
dan memandang drinya serta orang lain.
5.
Menurut
Bovee dan Thill, budaya adalah system shoring atas simbol-simbol, kepercyaan,
sikap, nilai-nilai, harapan, dan norma-norma untuk berperilaku.
Berdasarkan beberapa pengertian budaya
tersebut, ada beberapa yang perlu diperhatikan, antara lain bahwa budaya
mencakup sekumpulan pengalaman hidup, pemrogrman kolektif, system shoring, dan
tipikal karakteristikperilaku setiap individu yang ada dalam suatu masyarakat
termasuk didalamnya tentang sistem nilai, norma, simbol-simbol dan kepercyaan
atau keyakinan mereka masing-masing.
Komponen
Budaya, budaya dapat
mencakaup berbagai aspek kehidupan manusia terutama yang berkaitan dengan dimensi
hubungan antarmanusia, meskipun bentuk dari setiap komponen budaya dapat
berbeda-beda dari suatu tempat ke tempat yang lain. Budaya memiliki beberapa
komponen diantaranya:
1. Budaya Material: dapat dibedakan menjadi dua
bagian yaitu bagian teknologi dan ekonomi. Bagian teknologi, mencakup teknik
atau cara yang digunakan untuk mengubah atau membentuk material menjadi suatu
produk yang dapat berguna pada masyarakat pada umumnya, sedangkan ekonomi
adalah suatu cara menggunakan segala kemampuan untuk menghasilakan sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
2. Lembaga Sosial: suatu lembaga yang berkaitan
dengan cara bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain,
mengorganisasikan kegiatan untuk dapat hidup secara harmonis dengan yang lain,
dan mngajar perilaku yang dapat diterima oleh generasi berikutnya.
3. System Kepercyaan: suatu msyrakat akan
berpengaruh terhadap sistem nilai yang ada di dalam masyarakat tersebut.
4. Estetika: berkaitan dengan seni, dongeng,
hikayat, musik drama dan tari-tarian. Nilai estetika yang ditunjukan masyarakat
dalam berbagai peran tentunya perlu dipahami secara benar agar pesan yang
disampaikan mencapai sasaran dengan baik.
5. Bahasa: suatu cara yang digunakan seseorang
dalam mengungkapkan sesuatu melalui simbol-simboltertentu kepada orang lain.
Tingkatan budaya, menurut Murhpy dan
Hildebrandt, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan budaya diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Formal: merupakan sebuah tradisi atau
kebiasaan yang dilakukan oleh suatu masyarakat yang turun-temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain dan hal yang bersifat resmi atau formal.
2. Informal:
pada tingkatan ini budaya lebih bnyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari
generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai
(digunakan), tanpa mengetahui alasan mengapa hal itu dilakukan.
3. Teknis:
bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang penting, terdapat suatu
penjelasan yang logis.
Mengenal perbedaan budaya, dalam
kehidupan sehari-hari, orang akan selalu berhubungan dengan orang lain yang
memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda. Di samping itu orang
juga berbeda dalam suku, agama, ras/etnis pendidikan, usia, pekerjaan, status,
dan jenis kelamin. Perbedaan berbagai macam latar belakang budaya yang ada akan
mempengaruhi cara seseorang mengirim, menerima, dan menafsirkan pesan-pesan
kepada orang lain. Perbedaan budaya dapat dilihat dari:
1. nilai sosial ( nilai –nilai sosial yang tumbuh
dan berkembang di suatu negara bisa jadi beberapa dengan negara lain )
2. peran dan status ( peran wanita dalam dunia
bisnis di negara macu sangat cukup dominan di banding dengan negara yang
berkembang )
3. kebiasaan pengambilan keputusan ( proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para manajemen puncak antara negara
yang satu dengan negara yang lain itu berbeda, ada yang cepat ada juga yang
lambat )
4. sikap terhadap waktu ( penilaian terhadap
waktu antara negara yang satu dengan negara yang lain juga berbeda, ada juga
yang ketat dan ada juga yang longgar/luwess )
5. penggunaan ruang/jarak komunikasi ( menjaga
jarak komunikasi untuk suatu budaya yang berbeda )
6. konteks budaya (berbagai macam cara orang
untuk menyampaikan pesanannya kepada orang lain sangat ditentukan pada konteks
budaya, pemanfaatan sinyal komunikasi verbal dan nonverbal sangat tergantung
pada konteks budaya )
7. bahasa tubuh ( penggunaan bahasa tubuh yang
sama antara negara yang satu dengan negara yang lain yang dapat diartikan
berbeda, sehingga bisa menimbulkan kesalahpahaman )
8. perilaku sosial ( perilaku sosial antara
negara yang satu dengan negara yang lain bisa menjadi hambatan dalam
berkomunikasi )
9. perilaku etis ( perilaku yang etis dan tidak
etis antara antara negara yang satu dengan negara yang lain itu berbeda, dan
kita dapat mempelajari sebuah etika bisnis di negara yang akan lebih maju )
10. Perbedaan budaya perusahan ( budaya organisasi
suatu perusahaan tumbuh dan berkembang melalui suatu proses yang lama )
Contoh komunikasi lintas budaya ketika
melakukan perjalanan ke suatu negara:
1. Jangan memberi hadiah minuman-minuman beralkohol
di negara-negara Arab.
2. Di spanyol, orang berjabat tangan paling lama
antara lima sampai tujuh ayunan, melepas jabat tangan segera dapat diartikan
sebagai suatu bentuk penolakan. Di Prancis, orang berjabat tangan cukup dengan
hanya sekali ayunan atau gerakan.
3. Di Pakistan atau negra-negara yang berpenduduk
mayoritas muslim, jangan heran jika di tengah-tengah suatu pertemuan bisnis
mereka meminta izin keluar untuk menunaikan ibadah sholat karena setiap muslim
wajib menjalankan sholat lima waktu.
Negoisasi lintas budaya mencoba
membeli, menjual perusahaan, atau menyewa kantor, negoisasi dengan orang lain
memiliki budaya yang berbeda merupakan suatu bentuk ujian seberapa baik
keterampilan dalam komunikasi.
Moran, Stahl, dan Boyen Internasional
sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pelatihan lintas budaya dapat
membedakan budaya dalam dua kelompok yaitu budaya dalam permukaan ( makanan,
liburan, dan gaya hidup ) sedangkan budaya tinggi ( sikap dan nilai-nilai yang
menjadi dasar tersebut ).
Cara untuk
mengatasi kesulitan dalam mempraktekkan komunikasi lintas budaya dalam bisnis
antara lain:
1.
Memelihara iklim komunikasi terbuka
2.
Bertekad memegang teguh etika berkomunikasi
3.
Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada
penerima
4.
Menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab
untuk memperoleh dan membagi informasi
5.
Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien
(memahami penerima pesan, menyesuaikan pesan dengan penerima, mengembangkan dan
menghubungkan gagasan, mengurangi jumlah pesan, memilih saluran atau media yang
tepat, meningkatkan keterampilan berkomunikasi).






0 komentar:
Posting Komentar